Karhutla Bikin Gajah Stress

Share:

Radioman

Miscellaneous


SEJUMLAH gajah  sumatera jinak yang dibina oleh tim Flying Squad di Taman Nasional  Tesso Nilo (TNTN) menderita stres akibat kebakaran hutan dan lahan yang  melanda kawasan konservasi di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau itu.  Gajah menjadi  stress karena mendengar suara api. TNTN  adalah kawasan konservasi, yang salah satunya berfungsi sebagai habitat  asli satwa endemik gajah sumatera (elephas maximus sumatranus).  Awalnya, luas TN Tesso Nilo adalah 38.576 hektare (ha) berdasarkan surat  keputusan menhut No.255/Menhut-II/2004. Kemudian kawasan konservasi itu  diperluas menjadi 83.068 ha dengan memasukkan areal hutan produksi  terbatas yang berada di sisinya, berdasarkan SK No.663/Menhut-II/2009.  Namun, kerusakan yang terjadi di kawasan itu akibat perambahan sudah  sangat masif yang mengubah bentang alam hutan menjadi perkebunan kelapa  sawit. Kebakaran besar yang menimbulkan asap  pekat mulai mendekati kamp Flying Squad di Desa Lubuk Kembang Bunga  sejak tanggal 1 Agustus, berawal dari daerah bernama Sungai Tapah.  Akhirnya diputuskan agar satwa bongsor itu harus direlokasi dari tempat  penggembalaan. Ada delapan gajah jinak yang dipindahkan, tiga di  antaranya masih anak. Sebelumnya, Kepala Balai  TNTN, Halasan Tulus, menyatakan kebakaran di kawasan konservasi di  Provinsi Riau itu terjadi secara sporadis, terutama di area perluasan  yang ada aktivitas manusia. Kondisi  TN Tesso Nilo diakui Halasan memang sangat kering karena kemarau, namun  kebakaran terjadi sangat kecil kemungkinan terjadi secara alami. Area  yang terbakar banyak terjadi di lokasi yang diokupasi oleh masyarakat,  seperti di daerah Toro. Bincang dengan: Sumatera and Wildlife Program Diector WWF Suhandri