Miscellaneous
8 Mei 1993 publik dikagetkan dengan kematian seseorang yg begitu tragis. Setelah hilang 3 hari, jasad korban ditemukan dengan data forensik yang menyeramkan. Diduga ada pengeroyokan hingga pemerkosaan kepada korban sebab ada kerusakan di area alat kelamin dan juga tulang panggul korban. Jasad itu atas nama Marsinah, seorang buruh perempuan yang pasang badan untuk memperjuangkan hak kelas pekerja akan penghidupan yang layak serta setara di mata pengusaha dan juga penguasa. Kini, setelah 27 tahun proses hukum hanya sanggup menyelenggarakan pengadilan tanpa akuntabilitas, yang terseret ke meja hijau hanya mereka yang dianggap sebagai kambing hitam. Pelaku sebenarnya yang diduga datang dari unsur aparat yang begitu kuat di masa Orde Baru tak pernah ada momen pertanggungjawabannya. . Marsinah menjadi salah satu sosok penting bagi perjuangan keadilan bagi masyarakat Indonesia. Bersama Munir dan Wiji Thukul, dirinya kerap menjadi simbol dan masih jadi alat penyambung jalannya perjuangan. Hidup kelas pekerja hari ini begitu dipengaruhi oleh keteladanan akan dirinya. Salah satunya mempengaruhi diri seorang Jumisih. Seorang buruh yang kemudian menjadi aktivis isu ketenagakerjaan dan kini tengah belajar di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera dengan Beasiswa Munir Said Thalib untuk membantu upaya advokasi diri bersama kawan-kawannya di serikat dan para pekerja Indonesia secara keseluruhan. . Simak penuturan sejarah dan hikmah dari tragedi yang merenggut kehidupan seorang Marsinah. Simak juga ungkapan berbagai problema isu ketenagakerjaan kekinian sebab adanya pandemi korona dan juga permasalahan di seputar buruh perempuan soal identitas dan juga maternitas. . Di akhir ada penampilan Renie Aryandanie yang menyanyikan lagu Marsinah karya Marjinal.